HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI USILA PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPANG TIGA KOTA PEKANBARU

  • Yulnefia Yulnefia Universitas Abdurrab

Abstract

Hipertensi merupakan kasus multifaktorial dengan banyak komplikasi dan salah satu faktor penyebab kematian nomor satu di dunia. Angka insidensi hipertensi sangat tinggi dengan prevalensi mencapai 60% sampai 80% dari populasi lansia. Indeks massa tubuh (IMT) sangat berpengaruh pada kejadian hipertensi, di mana pada IMT berlebih atau kelebihan berat badan dapat memicu terjadinya faktor risiko hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan seseorang dengan IMT normal. IMT yang sering mengakibatkan hipertensi adalah obesitas. Obesitas memberikan dorongan untuk aktivasi sistem saraf simpatik serta untuk perubahan struktur dan fungsi ginjal. Mekanisme kontrol tekanan arteri dari diuresis dan natriuresis menyebabkan meningkatnya tekanan darah sehingga terjadi hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan IMT dengan kejadian hipertensi pada usila di Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik Accidental Sampling. Jumlah sampel sebanyak 61 orang yang masuk kriteria inklusi dari total populasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-23 Januari 2020 di Ruang Poli Usila Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga Kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini adalah p-value <0,01 (p-value < 0,05) dan koefisien korelasi (rs) sebesar 0,424 yang berarti terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi pada lansia dengan arah hubungan positif dan kekuatan hubungan sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah IMT memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi pada lansia Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga Kota Pekanbaru.

Keywords: hipertensi, indeks massa tubuh, lansia

References

[1] Natalia., Diana., Petrus, H., Hendro. “Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi di Kecamatan Sintang, Kalimantan Barat. 42 (5), 2015.
[2] Kemenkes RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, 2018.
[3] Depkes RI. Ambang Batas IMT Orang Indonesia. Jakarta: Depkes RI, 1994.
[4] Caceres M.P.J., Le Z.J.J., Sierra R.P.,CarlosMacaya, L´opezFarr´e AJ. New and Old Mechanisms Associated with Hypertension in the Elderly, 2012.
[5] Dien N.G., Mulyadi., Kundre, R.M. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Hipertensi di Poliklinik Hipertensi dan Nefrologi RSUP. Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Universitas Samratulangi Manado. pp. 03-04, 2014.
[6] Channanath A.M., Farran, B., Behbehani, K., Thanaraj, T. A, 2015.
[7] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2017.
[8] Laurus F and Sundari L.P.R. Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi pada perempuan postmenopause di Kecamatan Denpasar Barat: E-Jurnal Medika. 5 (12), 2016.
[9] Dharmeizar. Hipertensi. Medicinus: Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application. 25 (1) : 3-8, 2012.
[10] Mayer., Welsh dan Kowalak. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC, 2011.
[11] Lidiyawati., Kartini A. Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh, Asam Lemak tidak Jenuh dan Natrium dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Menopause di Kelurahan Bojongsalaman, 2014. https://media.neliti.com/media/publications/136602-ID-hubungan-asupan-asam-lemak-jenuh-asam-le.pdf
Published
2020-07-09
Section
Articles
PDF (Bahasa Indonesia)
Abstract views: 953
downloads: 690