HUBUNGAN MOTIVASI PASIEN PROLANIS DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN PROLANIS DI PUSKESMAS MELUR KOTA PEKANBARU TAHUN 2020

  • Ratih Ayuningtiyas Universitas Abdurrab
  • Ghifari Ihsan R Universitas Abdurrab

Abstract

Motivasi adalah dorongan yang diperoleh pada diri seseorang dalam berupaya mengubah perilaku seseorang agar lebih baik dalam mencapai kebutuhannya. Motivasi tidak hanya diperlukan oleh orang yang sehat, tetapi juga diperlukan oleh orang yang sakit atau sedang menderita suatu penyakit seperti penyakit kronis. Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan komplikasi penyakit hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 yaitu dengan menerapkan sistem Prolanis. Puskesmas Melur sudah melaksanakan kegiatan Prolanis sejak tahun 2014 dan memiliki anggota Prolanis terbanyak di Kota Pekanbaru. Namun, frekuensi kunjungan peserta Prolanis di Puskesmas Melur dalam 3 bulan terakhir (Oktober-Desember 2019) hanya mencapai 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi pasien Prolanis dengan frekuensi kunjungan Prolanis di Puskesmas Melur Kota Pekanbaru tahun 2020. Adapun metode yang digunakan yaitu desain studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian didapatkan sampel sebanyak 32 responden. Dari 32 responden penelitian didapatkan pasien Prolanis yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 19 (59,3%) dengan tingkat frekuensi kunjungan tinggi yang bervariasi, kemudian dari 32 responden tersebut sebanyak 13 (40,6%) memiliki motivasi rendah dengan tingkat frekuensi kunjungan yang bervariasi. Hasil dari uji korelasi Spearman didapatkan nilai p-value yaitu 0,001 (<0,05) dan koefisien korelasi (r) = 0,541 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi pasien Prolanis dengan frekuensi kunjungan Prolanis di Puskesmas Melur kota Pekanbaru tahun 2020 dengan arah korelasi positif.

Keywords: frekuensi kunjungan, motivasi pasien, prolanis

References

[1] Uno, B. H. Teori Motivasi & Pengukurannya, Personnel Review, 2016.
[2] Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tentang Puskesmas 2014. “Pusat Kesehatan Masyarakat”, 8(33), hal. 3.
[3] World Health Organization 2019. Hypertension. Available at: https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/hypertension (Accessed: 13 September 2019).
[4] Kemenkes RI 2018. “Hasil Utama Riskesdas Penyakit Tidak Menular 2018, Hasil Utama Riskesdas Penyakit Tidak Menular”, hal. 57–66.
[5] Kesehatan, P. D. 2017. “Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru”, hal. 33–34.
[6] IDI 2017. “Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer”, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, hal. 162, 364.
[7] BPJS 2014. “Panduan praktis PROLANIS (Program pengelolaan penyakit kronis)”, BPJS Kesehatan, hal. 4–14.
[8] BPJS Kesehatan Pekanbaru 2019. “Penyelenggaraan Jaminan Sosial Sistem Prolanis”.
[9] Puspita, E. 2016. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan di Puskesmas Gunungpati Kota Semarang”, Universitas Negeri Semarang, Hal. 118- 122.
[10] Azwar, S. 2015. “Dasar-Dasar Psikometrika”, hal. 4–7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[11] Notoatmodjo, S. “Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Jakarta : Rineka, 2011.
[12] Notoatmodjo, S. “Ilmu Perilaku Kesehatan”. Jakarta : Rineka, 2018.
[13] Jowsey, T. Brown, C. Kristy, A. and Yen, L. 2014. “What motivates Australian health service users with chronic illness to engage in self-management behaviour?”, Health Expectations, 17(2), hal. 269–273.
[14] Abdullah, Elly L Sjattar and Abdul Rahman Kadir 2017. “Faktor Penyebab Terjadinya Penurunan Jumlah Kunjungan Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Di Puskesmas Minasa Upa
[15] Bertalina, B. and Purnama, P. 2016. “Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus”, Jurnal Kesehatan, 7(2), hal. 9.
[16] Isnaini Nur dan Saputra Agung 2017 “Pengetahuan Dan Motivasi Meningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II”, 15(3), hal. 138.
[17] Wahyuni dan Rezkiki 2015. “Melalui Edukasi Kesehatan Terstruktur Pendahuluan Ketidakmampuan jantung dalam melakukan fungsinya akan menimbulkan kerusakan dan kerusakan tersebut memicu berbagai macam penyakit jantung salah satunya Penyakit Jantung Koroner ( PJK )”. Di Amerika PJK dipe, Jurnal Ipteks Terapan, 9(iL), hal. 35–36.
[18] Kanine, E. and Pobela, N. 2018. “Motivasi Penderita Hipertensi Di Desa Kobo Kecil Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kotabangun”, Jurnal Keperawatan, 6(2), hal. 3–4.
Published
2021-02-07
Section
Articles
PDF
Abstract views: 552
downloads: 444