TB PARU PUTUS OBAT : SEBUAH LAPORAN KASUS

  • Dewi Murni Manihuruk Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai
  • Faisal Faisal Rumah Sakit Syafira Kota Pekanbaru
  • Abdil Mukhlisin Universitas Abdurrab

Abstract

Seorang laki-laki berusia 39 tahun datang ke bagian poli RS dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Batuk berdarah dialami terus-menerus disertai nyeri dada sebelah kiri, badan lemas, sering berkeringat di malam hari, demam terutama pada malam hari, mual dan muntah, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan. Riwayat TB batuk berdarah pada tahun 2015, riwayat mengonsumsi OAT tidak tuntas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah dan nadi dalam batas normal, frekuensi napas 24x/ menit, suhu 38,60 C. Pada pemeriksaan fisik mata, konjungtiva tampak anemis, pemeriksaan fisik thoraks tampak pergerakan dinding dada (keadaan statis dan dinamis) simetris, teraba fremitus vocal simetris kanan dan kiri, perkusi sonor di kedua lapang paru, dan auskultasi ditemukan rhonki dibagian hemithoraks kiri. Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah rutin, pemeriksaan BTA, pemeriksaan gen expert TB dan skrining HIV serta pemeriksaan rontgen. Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin diperoleh Hb = 9,6 gr/dL, Ht = 29%, leukosit = 14.300/uL, trombosit = 597.000/ uL, gula darah sewaktu 106 mg/ dL. Pasien di diagnosis mengalami TB paru putus obat. Tatalaksana pasien ini diberikan sesuai dengan kondisi klinis pasien.

Keywords: hemoptysis, tuberculosis paru, OAT

References

1. Blasi, Francesco. Tarsia, Paolo. Patophysiology and causes haemoptyis. Oxford Textbook of Critical Care (2ed). Oxford University Press.2016
2. Abdulmalak, et al. Haemoptysis in adults: a 5-year study using the French nationwide hospital administrative database. European Respiratory Journal. 2015. 46: 503-511; DOI: 10.1183/ 09031936.00218214
3. Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI : Tuberkulosis. Jakarta. 2018
4. Ittrich et al. The Diagnosis and Treatment of Hemoptysis. Deutsches Arzteblatt International.2017; 114 (21) :371-381
5. Earwood et al. Hemoptysis: Evaluation and Management. American Academy of Family Physician. 2015;91(4):243-249.
6. Yulisar dan Kamelia. Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Hemoptisis. Indonesian Journal of Chest. 2016. Vol. 3, No. 2
7. Pires et al. Hemoptysis — etiology, evaluation and treatment in a university hospital. Pulmonologia Portuguese Journal. 2011;17(1):7-14
8. WHO. International Standard for Tuberculosis Care 3rd edition. Geneva, Switzerland : World Health Organization. 2014.
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. 2019
10. Kementerian Kesehatan R.I. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: Indonesia Bebas Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan RI Jakarta. 2014.
Published
2021-11-11
Section
Articles
PDF
Abstract views: 1639
downloads: 1339