HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN TIPE SENSORINEURAL PADA PEKERJA DI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PT. X ROKAN HULU TAHUN 2020

  • Donny Haryxon Tobing Rumah Sakit Umum Kota Dumai
  • Sri Marhaeni Rumah Sakit Umum Kota Dumai
  • Hidayatul Fitria
  • Muhammad Ilham Arfi
  • Yuharika Pratiwi

Abstract

Gangguan pendengaran sensorineural pada pekerja merupakan suatu kondisi terganggunya pendengaran akibat terpapar suara bising dalam rentang waktu yang lama dan berkelanjutan yang dialami oleh pekerja akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. World Health Organization (WHO) (2018) memperkirakan bahwa 1,1 miliar pekerja di seluruh dunia mengalami gangguan pendengaran terkait paparan kebisingan. International Labour Organization (ILO) menyebutkan 60% pekerja mengalami gangguan pendengaran sensorineural, dimana di Asia terutama Malaysia diperoleh prevalensi 23% dan di Indonesia menjadi masalah terbesar penyebab kehilangan jam kerja. Pemerintah membuat pedoman nilai ambang batas (NAB) pendengaran bagi pekerja agar tidak mengalami gangguan pendengaran sensorineural yaitu 8 jam/hari dengan intensitas 80-85 dB. Untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran tipe sensorineural pada pekerja di pabrik kelapa sawit (PKS) PT. X. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, pada  pekerja  pabrik  sawit  di  PT.  X.  Teknik  pengambilan  sampel  dilakukan dengan cara Total Sampling dengan besar sampel 135 orang dan diuji secara statistik menggunakan uji chi square dan akan menghasilkan nilai p-value. Adanya hubungan intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran tipe sensorineural (p-value = 0,000).

 

Keywords: Gangguan pendengaran sensorineural, intensitas kebisingan, pabrik kelapa sawit, pekerja.

References

[1] Suma’mur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto, 2013.
[2] Suma’mur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). 2014.
[3] Septiana and Widowati, “Gangguan Pendengaran Akibat Bising” vol. 1, no. 1, pp. 74–76, 2017.
[4] World Health Organization, Addressing the rising prevalence of hearing loss, vol. 9, no. 1. 2018.
[5] Trung, “Current insights in noiseinduced hearing loss: a literature review of the underlying mechanism, pathophysiology, asymmetry, and management options,” J. Otolaryngol. - Head Neck Surg., vol. 46, no. 1, 2017, doi: 10.1186/s40463-017-0219-x.
[6] Herli, “Analisis Intensitas Kebisingan Terhadap Pendengaran Pekerja Pabrik,” vol. 5, pp. 49–50, 2018.
[7] Mathers, “Global burden of hearing loss in the year 2000,” World Heal. Organ., no. 4, pp. 3–8, 2000.
[8] D. . Harsiwi and Sahuri, “Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Keluhan Auditori pada Pekerja Bagian Produksi Pabrik Fabrikasi Baja,” Binawan Student J., vol. 1, no. 3, pp. 137–141, 2019.
[9] Yadav, “Etiology of Noise-Induced Hearing Loss (NIHL) and its Symptomatic Correlation with Audiometry Observations in Type II Diabetes,” Indian J. Otolaryngol. Head Neck Surg., vol. 70, no. 1, 2018, doi: 10.1007/s12070-017-1188-0.
[10] Ramdan, Vennetia, and Fransiska, “Hubungan Kebisingan Terhadap Fungsi Pendengaran Pekerja Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di PLTD Suluttenggo Kota Manado,” J. e- Biomedik, vol. 4, no. 1, pp. 1–5, 2016.
[11] Salawati, “Noise-Induced Hearing Loss,” vol. 37, no. 2, 2013.
[12] Soepardi, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. 2017.
Published
2022-09-08
Section
Articles
PDF
Abstract views: 352
downloads: 321