GAMBARAN FAKTOR RESIKO YANG MENYEBABKAN KEJADIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA REMAJA DI MADRASAH ALIYAH HASANAH KOTA PEKANBARU

  • Neni Ristiani Universitas Abdurrab
  • Abdul Karim Universitas Abdurrab
  • Mathdika Sakti Universitas Abdurrab

Abstrak

enyakit tidak menular merupakan isu kesehatan yang menjadi perhatian  nasional dan global pada saat ini. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak ditularkan kepada orang lain melalui kontak dalam bentuk apapun. Saat ini, PTM tidak hanya menimpa kalangan lanjut usia saja, namun   mulai banyak bermunculan pada kelompok usia muda dan usia kerja. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan teknologi, perubahan lingkungan, dan peralihan gaya hidup tradisional ke modern. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  memberikan  gambaran  faktor  risiko  perilaku  PTM  pada  remaja.  Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Hasanah Kota Pekanbaru pada September-Oktober 2023. Penelitian  ini  menggunakan  metode  desktiptif observasional dengan pendekatan cross sectional pada 68 responden. Hasil IMT yang beresiko (>25kg/m2) sebanyak 20,6%, pemeriksaan lingkar perut ditemukan lingkar perut berlebih sebanyak 13,2%, pemeriksaan tekanan darah >140/90mmHg sebanyak 8,8%, pemeriksaan kolesterol didapatkan hasil kolestrol yang tinggi sebanyak 4,4%. Hasil penelitian kebiasaan merokok responden sebanyak 23,5%, minum alkohol sebanyak 10,3% responden, konsumsi sayur dan buah  < 5 porsi sehari sebanyak 79,4% dan responden yang kurang aktifitas fisik sebanyak 10,3%. Hasil pemeriksaan penyakit tidak menular pada diri sendiri hanya ditemukan penyakit asma sebanyak 8,8 %. Hasil pemeriksaan riwayat penyakit tidak menular pada keluargaditemukan penyakit diabetes melitus sebanyak 11,8 %, hipertensi sebanyak 27,9 %, jantung 7,4 % stroke 4,4%, asma 13,2 %, kanker 1,5 %, dan kolesterol 17,6%.

Kata Kunci: Deteksi Dini, Faktor Resiko, Penyakit Tidak Menular, Remaja

Referensi

[1] Warganegara, Efrinda, dan nida nabilah Nur. 2016. “Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak Menular.” Majority 5 (2): 88–94. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1082.
[2] Hamzah B, Akbar H, Faisal, Rafsanjani TM, Sartika, Sinaga AH et al,. 2021. “Teori Dasar Epidemiologi penyakit Tidak Menular.”. Aceh : Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
[3] Dinkes Propinsi Riau. 2021. Profil Kesehatan Provinsi Riau 2021.
[4] Sulistyaningsih dan Listyaningrum TL. 2021. “Deteksi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Melalui Pos Pembinaan Terpadu Warga Sehat Di Era Pandemi Covid-19”. Jurnal Warta LPM 24 (3) : 558-570.
[5] Kemenkes. 2018a. “Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.” Kementrian Kesehatan RI 53 (9): 1689–99.
[6] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
[7] Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Umum Pengendalian Obesitas. Jakarta.
[8] Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020. Clinical Practice Guidelines 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guideline. American Heart Association 75(6) : 1334-1357.
[9] Leiwakabessy, Arthur Yanny, Wa Ode Meutya Zawawi, dan Anjela Imelda Anmama. 2023. “Skrining Penyakit Tidak Menular (Glukosa Darah Sewaktu, Kolesterol, Asam Urat) Di Negeri Ureng Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.” Pattimura Mengabdi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1 (1): 76–82
[10] Khairunniza, Susanto E dan Nugraha A. 2019. “Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Penyakit Tidak Menular.” Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri 4.0 Dan Society 5.0”, 105–8.
[11] Umari, Zainul, Nopi Sani, Tusy Triwahyuni, and Rina Kriswiastiny. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMK Negeri Tanjungsari Lampung Selatan.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 12 (2): 853–59. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.422.
[12] Paba, M. D. (2019) “Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Perokok Usia 40 – 60 Tahun Di Kelurahan Naimata Kecamatan Maulafa Kota Kupang,” Karya Tulis Ilmiah, hal. 1–50.
[13] Susanti N, Sari D, Dina D, Hasibuan IL, Melisa M dan Dharma RA. Analisis “Gambaran Faktor Resiko Perilaku Penyakit Tidak Menular pada Remaja”. 2023. Jurnal Kesehatan Tambusai 4 (4) : 4530-4535.
[14] Sekarrini. 2022. “Gambaran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular.” 2022. https://journal.ikopin.ac.id/index.php/humantech/article/view/1929/1601.
[15] WHO. 2022. “Physical Activity.” 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity.
[16] Kurniati AM, Tamzil NS, Dalilah, Prasasty GD, Suciati T, Muhammad F, Fitrianti. 2022. Konsumsi sayur dan buah dalam upaya mencegah penyakit tidak menular. Jurnal Pengabdian Masyarakat Humanity and Medicine 3 (2) : 105-115.
[17] Downing, Katherine L., Kylie D. Hesketh, Anna Timperio, Jo Salmon, Katrina Moss, and Gita Mishra. 2020. “Family History of Non-Communicable Diseases and Associations with Weight and Movement Behaviours in Australian School-Aged Children: A Prospective Study.” BMJ Open 10 (11): 1–8. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2020-038789.
[18] Iskandar, Susanti. 2011. “Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma pada Anak di Kota Semarang” 11 (2): 10–14. Https://Doi.Org/10.16194/J.Cnki.31-1059/G4.2011.07.016.
[19] Mulyati, Sri. 2018. “Faktor Risiko Kejadian Asma Pada Anak Usia 5-13 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Tebo Kabupaten Tebo Tahun 2018.” Ejournal Universitas Adiwangsa Jambi, 214–21.
Diterbitkan
2024-02-27
Bagian
Articles
PDF (English)
Abstrak views: 105
downloads: 101