PERAN ASEAN DALAM MENGATASI KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN Studi Kasus: Konflik Tiongkok-Filipina dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan

  • Lidia Anggreini Sandewi Universitas Abdurrab

Abstract

Konflik sengketa yang terjadi antara Tiongkok dan Filipina di kawasan Laut Tiongkok Selatan disebabkan karena adanya tumpang tindih klaim kepemilikan serta adanya kepentingan masing-masing di kawasan Laut Tiongkok Selatan khususnya di kepulauan Spratly dan Paracel. Sehingga dari adanya konflik ini ASEAN yang merupakan organisasi regional mempunyai tanggung jawab untuk dapat mengatasi serta menciptakan perdamaian di kawasan tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk dapat melihat tentang peranan yang dilakukan oleh ASEAN dalam mengatasi konflik yang terjadi antara Tiongkok-Filipina dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif dan mengumpulkan data sekunder melalui teknik studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori organisasi internasional menurut Clive Archer dan teori komunitas keamanan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk dapat mengatasi konflik Laut Tiongkok Selatan maka ada tiga peran yang dapat dilakukan oleh ASEAN yaitu: (1) Instrumen, pada peran pertama ini ASEAN sebagai penengah yang akan memberikan hasil perundingan yang lebih adil. (2) Arena, peran kedua organisasi internasional sebagai forum pertemuan untuk berdiskusi. Pada peran kedua ini ASEAN memberikan fasilitas forum pertemuan seperti Forum Regional Asean (ARF), ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM), dan ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM). (3) Aktor, pada peran ketiga ini ASEAN sebagai mediator dalam mengatasi konflik Laut Tiongkok Selatan.

Keywords: ASEAN, Tiongkok-Filipina, Konflik, Peran
Published
2023-02-28
Section
Articles
PDF (Bahasa Indonesia)
Abstract views: 157
downloads: 152