Identitas Nasional, Pemahaman Pancasila dan Relasi Interpersonal Anggota DPRD Sumatera Selatan

(Submitted 9 Juni 2019) (Published 3 Agustus 2020)

  • Sarah Afifah Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
  • Kwartarini Wahyu Yuniarti Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
  • Catur Widiatmoko Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh identitas nasional dan pemahaman Pancasila terhadap relasi interpersonal anggota DPRD Sumsel. Relasi interpersonal adalah hubungan antar individu untuk performa kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan performa kerja adalah dengan meningkatkan  relasi interpersonal. Faktor yang mempengaruhi relasi interpersonal dari aspek individu adalah identitas nasional dan pemahaman Pancasila. Identitas nasional adalah identifikasi individu kepada negaranya sedangkan pemahaman Pancasila adalah kemampuan anggota DPRD dalam memahami ideologi Pancasila. Subjek penelitian berjumlah 58 orang anggota DPRD Sumatera Selatan periode 2014-2019 dari berbagai fraksi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Instrumen penelitian menggunakan skala yakni skala identitas nasional, pemahaman Pancasila dan relasi interpersonal. Adapun hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukan bahwa identitas nasional dan pemahaman Pancasila secara bersama-sama berpengaruh pada relasi interpersonal (p= 0.001). Identitas nasional memiliki kontribusi yang lebih besar dalam memengaruhi relasi interpersonal dibanding pemahaman Pancasila.

 

Keywords: Relasi Interpersonal, Identitas Nasional, Pemahaman Pancasila

References

Alfaruqy, Z. (2016). Relasi interpersonal anggota dewan perwakilan rakyat daerah (Tesis tidak terpublikasi). UGM, Yogyakarta.

Alwi, A. (2017, Januari 2017). Kinerja DPRD Sumsel dinilai tidak efektif. Metro tv news. Retrieved from http://www.metrotvnews.com

Ashmore, R. D., Deaux, K., & Mclaughlin-volpe, T. (2004). An organizing framework for collective identity : articulation and significance of multidimensionality. Psychological Bulletin, 130(1), 80–114. doi:10.1037/0033-2909.130.1.80

Balliet, D., Tybur, J. M., Wu, J., Antonellis, C., & Lange, P. A. M. Van. (2016). Political ideology, trust , and cooperation : in-group favoritism among republicans and democrats during a us national election. Journal of Conflict Resolution, 1(22). doi :10.1177/0022002716658694

Bappenas. (2015). Analisis pembangunan wilayah provinsi sumatera selatan. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Bennis, W., Manen V. J.,Schein. H. E.,& Stelle,I. F (1979). Essays in interpersonal dynamics. Los Angles: The Dorsey Press

Bennis, W. (1983). Interpersonal dynamics. Los Angles: The Dorsey Press

Borland, E. (2014). Age dynamics and identity: conflict and cooperation among feminists in buenos aires, Research in Social Movements, Conflicts and Change Emerald Group Publishing Limited, 37, 83-106. doi:10.1108/S0163-786X20140000037003.

Buchan. R. N., Brewer. M. B., Grimalda. G., Wilson, Fata & Foddy (2011). Global social identity and global cooperation. Psychological science 22(6) 821–828, doi: 10.1177/0956797611409590

Deutsch, M. (2012). A theory of cooperation-competition and beyond. Dalam P. A. Van LangeA. W. Kruglanski & E. T. A handbook of theories of social psychology, 2, 275–294. London: SAGE publications

Ellemers, N., & Haslam, A. (2012). Social identity Theory. In V. Lange, Kruglanski, & E. . Higgins (Eds.), Handbook of theories of social psychology, (2), 379–399. London: SAGE publications.

Eysenck, M. W., & Keane, M. T. (2001). Cognitive Psychology 4th ed. Philadelphia: Taylor & Francis Inc.

Faturochman. (2008). Model-model psikologi kebhinekatunggalikaan dan penerapannya di indonesia. Temu ilmiah Kongres Himapsi. Jurnal Psikologi Indonesia, 1, 1–15.

Fominiya. (2010). Collective identity in social movements: central concepts and debates. Sociology Compass 4(6), 393–404.

Kaelan. (2016). Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Paradigma press.

Natsir, F. N. (2010). Moral dan Etika Elite Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sameela, T. (2012). Intergroup relations among the ethiopian youth effects of ethnicity, language, and religious background. Journal of Developing Societies, 28(3), 323 – 354..

Sugiarti, E. (2010). Antara eksistensi dan lunturnya identitas colonial: orang ambon di Surabaya 1940-1950 an dalam kumpulan makalah kemerdekaan dan perubahan jati diri. Post-colonial indonesian identity, Yogyakarta.

Suhanda,E. (2002). Peran tipe-tipe relasi interpersonal pada perpaduan kelompok, produktivitas dan kepuasan anggota kelompok: Studi Terhadap Kelompok Swadaya Masyarakat Di Bandung (Tesis tidak terpublikasi). UGM, Yogyakarta.

Suseno, M.F.(2011). Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi pembudayaan kehidupan berkonstitusi. dalam Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam menegakkan konstitusional Indonesia. Mahkamah konstitusi RI dengan Univeristas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Steele, F. I., (1979). The instrumental relationship. Dalam Bennis, W., Manen V. J.,Schein. H. E.,& Stelle,I. F (1979). Essays in interpersonal dynamics. Los Angles: The Dorsey Press.

Thibaut, J. W., Kelley, H. H. & Homans, G.C.(2012).The social Exchange Theory. NY: John Wiley & Sons.

Turner, J. & Reynolds, K. (2012). Self-categorization theory. Dalam P. A. Van Lange A. W. Kruglanski & E. T. Higgins Handbook of theories of social psychology, 2, 399-417. London: SAGE Publications Ltd.

Yuniarti, K. W. (2015). Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui revolusi mental guna memperkuat identitas sosial budaya dalam rangka ketahanan nasional. Jakarta : Lemhanas.

Published
2020-08-03
Section
Articles
pdf
Abstract views: 1399
downloads: 1076