UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP Staphylococcus aureus

  • Nurul Hidayah STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung
  • Choirul Huda STIKes Karya Putra Bangsa, Tulungagung
  • Dara Pranidya Tilarso STIKes Karya Putra Bangsa, Tulungagung

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk menggerombol. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindrom syok toksik. Infeksi Staphylococcus aureus dapat terjadi ketika sistem imun melemah. Salah satu penanganan infeksi adalah menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan resistensi, sehingga terapi menggunakan obat tradisional menjadi pilihan alternatif. Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea L.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas fraksi Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan dari ekstrak daun biduri sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daun biduri diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut 70% dan difraksinasi menggunakan pelarut Aquadestilata, etil asetat dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri fraksi daun biduri menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Analisis statistik yang digunakan yaitu one way ANOVA yang bertujuan untuk mengetahui  berpengaruh atau tidaknya variasi konsentrasi fraksi daun biduri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa fraksi Aquadestilata dan etil asetat mempunyai aktivitas antibakteri. Fraksi Aquadestilata merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Konsentrasi optimum fraksi daun biduri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 10% dengan rata-rata zona hambat sebesar 6,33 mm.

 

Keywords: antibakteri, daun biduri, difusi, fraksinasi, Staphylococcus aureus.

References

Depkes RI, 1986, Sediaan Galenika. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Hal : 2-8
Dewi, Desak, G. D., Mastra, Nyoman., Jirna, Nyoman., 2018, Perbedaan Zona Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Biduri Secara In Vitro. Vol. 6, No. 1, p : 40
Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Edisi ke-2. Bandung : ITB
Katrin, Dina., Idiwati, Nora., Sitorus, Berlian. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Daun Malek (Litsea graciae vidal) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. JKK. Vol. 4, No. 1, p : 7-12
Kusumowati, Ika Trisharyanti Dian., et al., 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senggani (Melastoma affine D. Don). Biomedika. Vol. 6, No. 2.
Mutiasari, IR. 2012. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Fraksi Aktif. Journal Ilmiah. Jakarta : FMIPA-UI
Nadziroh, Masluhatin. 2014. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daun Widuri (Calotropis gigantea. L) Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach Dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktifnya. Skripsi. Malang : Universitas Maulana Malik Ibrahim
Susanty., Bachdim, Fairus. 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Konversi. Vol. 5, No. 2, p : 87-93
Published
2021-01-09
PDF
Abstract views: 609
downloads: 785